JAKARTA-Budayawan Frans Magnis Suseno merasa miris dengan kondisi kebangsaan saat ini dengan sejumlah peristiwa yang merusak hak asasi manusia bangsa Indonesia.
Meski masih kuat, menurutnya kebangsaan Indonesia saat ini tengah terancam.
“Ancaman itu dari dua sudut, di satu pihak dari konsumerisme yang latah mengikuti segala macam globalisasi, orang yang hanya memikirkan konsumsi dimana tempat untuk kebangsaan. Tantangan yang satu lagi tentu ekstrimisme dan kepicikan agamis,”kata Romo Magnis dalam Dialog Budaya Nusantara yang digelar Gerakan Fajar Nusantara di Jakarta, Kamis (12/1).
Agar ancaman-ancaman kebangsaan Indonesia dapat diminimalkan, menurutnya bangsa Indonesia harus kembali kepada Pancasila.
“Menurut saya Pancasila tetap masih sangat relevan kalau kita menanggulangi dan menampung tantangan dari luar, kita tidak akan keluar dari jalur bangsa Indonesia,” jelasnya.
"Kita harus mempunyai pemerintah yang berani bertindak atas dasar hukum dalam kerangka Pancasila,"tegasnya.
Sedangkan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful Muis mengajak bangsa Indonesia untuk kembali kepada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
“Nilai luhur bangsa sesungguhnya sudah dikristalkan dalam bentuk Pancasilaa itu, dia merupakan spirit yang menggerakan tutur kata, piker kata kita dan semua aktivitas kehidupan kita kedepan ini,”kata Mahful.
Mahful melihat sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia sangat rapuh akibat tidak ada pemahaman dari kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.
“Kita sebenarnya menangis melihat kondisi budaya bangsa tidak ditempatkan pada posisinya kemudian nilai-nilai itu tidak ada lagi, mana ada nilai kemanusian kita hari ini,”tegasnya.
“Kaum minoritas jangan dijadikan objek kekerasan objek penzaliman,”tutupnya.
(Iman Rosidi/Sindoradio/crl)
Meski masih kuat, menurutnya kebangsaan Indonesia saat ini tengah terancam.
“Ancaman itu dari dua sudut, di satu pihak dari konsumerisme yang latah mengikuti segala macam globalisasi, orang yang hanya memikirkan konsumsi dimana tempat untuk kebangsaan. Tantangan yang satu lagi tentu ekstrimisme dan kepicikan agamis,”kata Romo Magnis dalam Dialog Budaya Nusantara yang digelar Gerakan Fajar Nusantara di Jakarta, Kamis (12/1).
Agar ancaman-ancaman kebangsaan Indonesia dapat diminimalkan, menurutnya bangsa Indonesia harus kembali kepada Pancasila.
“Menurut saya Pancasila tetap masih sangat relevan kalau kita menanggulangi dan menampung tantangan dari luar, kita tidak akan keluar dari jalur bangsa Indonesia,” jelasnya.
"Kita harus mempunyai pemerintah yang berani bertindak atas dasar hukum dalam kerangka Pancasila,"tegasnya.
Sedangkan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara Mahful Muis mengajak bangsa Indonesia untuk kembali kepada Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
“Nilai luhur bangsa sesungguhnya sudah dikristalkan dalam bentuk Pancasilaa itu, dia merupakan spirit yang menggerakan tutur kata, piker kata kita dan semua aktivitas kehidupan kita kedepan ini,”kata Mahful.
Mahful melihat sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia sangat rapuh akibat tidak ada pemahaman dari kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.
“Kita sebenarnya menangis melihat kondisi budaya bangsa tidak ditempatkan pada posisinya kemudian nilai-nilai itu tidak ada lagi, mana ada nilai kemanusian kita hari ini,”tegasnya.
“Kaum minoritas jangan dijadikan objek kekerasan objek penzaliman,”tutupnya.
(Iman Rosidi/Sindoradio/crl)
0 comments:
:ilovekaskus :iloveindonesia :kiss :maho
:najis :nosara :marah :berduka
:malu: :ngakak :repost: :repost2:
:sup2: :cendolbig :batabig :recsel
:takut :ngacir2: :shakehand2: :bingung
:cekpm :cd :hammer :peluk
:toast :hoax: :cystg :dp
:selamat :thumbup :2thumbup :angel
:matabelo :mewek: :request :babyboy:
:babyboy1: :babymaho :babyboy2: :babygirl
:sorry :kr: :travel :nohope
:kimpoi :ngacir: :ultah :salahkamar
:rate5 :cool :bola
by Pakto
:mewek2: :rate-5 :supermaho :4L4Y
:hoax2: :nyimak :hotrit :sungkem
:cektkp :hope :Pertamax :thxmomod
:laper :siul :2malu: :ngintip
:hny :cendolnya
by misterdarvus
:maintenis: :maintenis2: :soccer :devil
:kr2: :sunny
Posting Komentar