Rupiah hari ini cenderung menguat

Published On: 20 April 2011

JAKARTA: Rupiah hari ini berpotensi bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat setelah berkurangnya tekanan dollar AS seiring maraknya dana asing ke bursa saham domestik dan obligasi negara.

Nurul Eti Nurbaeti, Head of Research Treasury Divison Bank BNI, memaparkan minat investor asing atas investasi domestik diprediksi tidak berubah di tengah kuatnya fundamental ekonomi Indonesia. Penguatan rupiah tidak bertentangan dengan kebijakan

moneter Bank Indonesia hingga pergerakannya dilepas sesuai dinamika pasar.

"Jadi hari ini rupiah berpotensi menguat," ujarnya dalam surat elektronika yang diterima bisnis.com pagi ini.

Rupiah kemarin ditutup flat pada level Rp8.679 dibandingkan posisi pembukaan di level Rp8.680 setelah bergerak di kisaran Rp8.674 hingga Rp8.686. Nurul memaparkan oversubscribed-nya lelang SUN yang berhasil meraup dana Rp6,6 triliun menahan pelemahan rupiah. Namun depresiasi membayangi rupiah menyusul koreksi IHSG tekanan dari penguatan dolar AS.

Yen Jepang kemarin ditutup melemah pada level 82,58 yen dibandingkan posisi pembukaan di level 82,46 yen setelah bergerak di kisaran 82,30 yen hingga 82,76 yen. Kembalinya
selera pelaku pasar menyusul rebound euro menjadi underlying pelemahan yen di tengah solidnya data Housing Start US.

Hari ini yen diprediksi bergerak rangebound dengan kecenderungan melemah. Dampak bencana terekam dalam turunnya kinerja ekspor dengan kenaikan impor mendorong tergerusnya surplus neraca perdagangan JP hingga potensi menekan pergerakan yen di pasar Asia. Gelombang yen carry trade diprediksi menghambat penguatan yen di tengah surutnya demand atas safe haven currency seperti yen pasca meredupnya kekhawatiran atas rating US. Gelombang risk appetite bursa New York memicu yen carry trade

Sementara euro ditutup menguat ke level US$1,4335 posisi pembukaan di level US$1,4222 setelah bergerak di kisaran US$1,4202 hingga US$1,4352. Seperti halnya sterling menguat ke level US$1.6316 dibandingkan posisi pembukaan dilevel US$1,6266 per dolar AS setelah bergerak di kisaran US$1,6229 hingga US$1,6335 per dolar AS.

Euro berhasil terdongkrak berkat lonjakan kenaikan European Zone composite output index, meski sovereign debt concerns EZ masih berlanjut membebani benak investor. Di sisi lain, sterling terapresiasi merespon peningkatan global risk sentiment serta kebijakan pelonggaran AS yang belum berubah.

Hari ini euro dan sterling diperkirakan bergerak dengan kecenderungan menguat. Fokus pelaku pasar kembali dipenuhi oleh persoalan seputar krisis utang European Zone serta ketidakpastian yang bisa mendorong munculnya aksi hindar risiko hingga turut membebani euro. Selain itu, masalah utang negara-negara anggota European Zone yang kembali menghantui mata uang tunggal Eropa hingga rentan terhadap ancaman depresiasi.

Kendati begitu, spekulasi tingkat bunga ECB di tengah harapan membaiknya sentimen
yang mewarnai global market mensinyalkan tenaga bagi mata uang tunggal European Zone untuk bertahan. Sementara itu, indikasi belum berubahnya kebijakan suku bunga BOE seperti bulan sebelumnya menyusul pemulihan ekonomi Inggris yang masih rapuh, hingga berpeluang membatasi pergerakan cable.

Langkah sterling pun semakin berat terimbas strategi pemerintah Inggris yang mengurangi defisit anggaran di tengah fokus pasar pada kondisi fiskal yang tidak pasti, baik di Eropa maupun Amerika. Namun demikian, secercah harapan potensi mensupport sterling, manakala optimisme pelaku pasar kembali bangkit atas membaiknya perekonomian global, dimana riskier assets merajai market.

Tweet

Posted in: Business