Fiqih News, DENPASAR - Pemerintah lewat berbagai kebijakan akan lebih memprioritaskan enam kelompok industri yang menjadi andalan guna mendorong perekonomian negara menjelang ASEAN Ecnomic Community 2015 mendatang.
Berbagai tantangan sudah menghadang di depan seiring menyatu dan terbukanya pasar kawasan ASEAN pada tahun 2015 hingga liberalisasi ekonomi dunia tahun 2020 mendatang.
"Fenomena dan konsekuensi perkembangan ekonomi global itu membawa dampak luas, mulai ketatnya persaingan hingga integritas etika bisnis berbasis nilai dan moral," kata Menteri Perindustrian, Mohamad S Hidayat di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD) Denpasar, Sabtu (14/05/2011).
Hidayat mengatakan, integrasi ekonomi kawasan ASEAN itu, bagi Indonesia tak bisa menghindarkan diri, sehingga harus berupaya mencari win win solution, partisipasi antar negara, globalisasi yang interkonek atau tersambung antar negera serta keharusan mencipatakan daya saing bangsa.
Munculnya gerakan transaksi nasional society di negara-negara ASEAN, bakal mempengaruhi industri tanpa batas berikut network jaringan bisnisnya.
Karena itulah, sambung Hidayat, sektor industri Indonesia sangat memiliki nilai strategis dan bisa memberi nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks itulah, pemerintah, telah merancang skenario pengembangan industri pengolahan yang diyakini dan terbukti mampu memberi kontribusi pada perekomian Indonesia.
"Industri pengolahan menunjukkan pertumbuhan hingga 24,11 persen," katanya saat memberikan orasinya pada acara seminar dan peresmian Konsentrasi Managemen Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Unud.
Sektor pengolahan ternyata jauh lebih memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian, dibanding sektor pertanian yang hanya sekira 15,6 perden disusul perdagangan dan jasa hotel restoran yang berkontroibusi 13,66 persen terhadap PDB secara nasional.
Hidayat menyebutkan, industri pengolahan non migas misalnya pengolahan makanan pemerintah telah menargetkan pertumbuhannya mencapai 6,10 persen.
Kementerian Perindustrian, telah memprioritaskan untuk lebih fokus pada pengembangan enam kelompok industri prioritas. Keenam Industri prioritas itu adalah, industri padat karya, industri kecil menengah (IPM), industri barang modal, industri berbasis sumber daya alam, industri pertumbuhan tinggi serta industri khusus.
Ia mencontohkan prioritas pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil TPT, pada tahun 2010 lalu realisasi nilai ekspornya mencapai USD 21,25 Miliar, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang.
Pihaknya telah berupaya mendorong berkembanganya enam sektor industri pengembangan tersebut lewat berbagai kebijakan dan kemudahan perbankan serta fasilitas seperti Tax Allowance, Tax Holiday, agar pertumbuhannya bisa lebih bergairah.
Berbagai tantangan sudah menghadang di depan seiring menyatu dan terbukanya pasar kawasan ASEAN pada tahun 2015 hingga liberalisasi ekonomi dunia tahun 2020 mendatang.
"Fenomena dan konsekuensi perkembangan ekonomi global itu membawa dampak luas, mulai ketatnya persaingan hingga integritas etika bisnis berbasis nilai dan moral," kata Menteri Perindustrian, Mohamad S Hidayat di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD) Denpasar, Sabtu (14/05/2011).
Hidayat mengatakan, integrasi ekonomi kawasan ASEAN itu, bagi Indonesia tak bisa menghindarkan diri, sehingga harus berupaya mencari win win solution, partisipasi antar negara, globalisasi yang interkonek atau tersambung antar negera serta keharusan mencipatakan daya saing bangsa.
Munculnya gerakan transaksi nasional society di negara-negara ASEAN, bakal mempengaruhi industri tanpa batas berikut network jaringan bisnisnya.
Karena itulah, sambung Hidayat, sektor industri Indonesia sangat memiliki nilai strategis dan bisa memberi nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks itulah, pemerintah, telah merancang skenario pengembangan industri pengolahan yang diyakini dan terbukti mampu memberi kontribusi pada perekomian Indonesia.
"Industri pengolahan menunjukkan pertumbuhan hingga 24,11 persen," katanya saat memberikan orasinya pada acara seminar dan peresmian Konsentrasi Managemen Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Unud.
Sektor pengolahan ternyata jauh lebih memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian, dibanding sektor pertanian yang hanya sekira 15,6 perden disusul perdagangan dan jasa hotel restoran yang berkontroibusi 13,66 persen terhadap PDB secara nasional.
Hidayat menyebutkan, industri pengolahan non migas misalnya pengolahan makanan pemerintah telah menargetkan pertumbuhannya mencapai 6,10 persen.
Kementerian Perindustrian, telah memprioritaskan untuk lebih fokus pada pengembangan enam kelompok industri prioritas. Keenam Industri prioritas itu adalah, industri padat karya, industri kecil menengah (IPM), industri barang modal, industri berbasis sumber daya alam, industri pertumbuhan tinggi serta industri khusus.
Ia mencontohkan prioritas pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil TPT, pada tahun 2010 lalu realisasi nilai ekspornya mencapai USD 21,25 Miliar, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang.
Pihaknya telah berupaya mendorong berkembanganya enam sektor industri pengembangan tersebut lewat berbagai kebijakan dan kemudahan perbankan serta fasilitas seperti Tax Allowance, Tax Holiday, agar pertumbuhannya bisa lebih bergairah.
0 comments:
:ilovekaskus :iloveindonesia :kiss :maho
:najis :nosara :marah :berduka
:malu: :ngakak :repost: :repost2:
:sup2: :cendolbig :batabig :recsel
:takut :ngacir2: :shakehand2: :bingung
:cekpm :cd :hammer :peluk
:toast :hoax: :cystg :dp
:selamat :thumbup :2thumbup :angel
:matabelo :mewek: :request :babyboy:
:babyboy1: :babymaho :babyboy2: :babygirl
:sorry :kr: :travel :nohope
:kimpoi :ngacir: :ultah :salahkamar
:rate5 :cool :bola
by Pakto
:mewek2: :rate-5 :supermaho :4L4Y
:hoax2: :nyimak :hotrit :sungkem
:cektkp :hope :Pertamax :thxmomod
:laper :siul :2malu: :ngintip
:hny :cendolnya
by misterdarvus
:maintenis: :maintenis2: :soccer :devil
:kr2: :sunny
Posting Komentar